Rabu, 19 Mei 2010

Krisis Air dan Resapan Biopori

Krisis Air dan Resapan Biopori

MUSIM kemarau biasanya mengakibatkan permukaan air sumur jadi lebih dalam. Adapun musim hujan mengakibatkan arus lalu lintas terganggu oleh air yang menggenang atau banjir. Apakah semua itu akan terus-menerus terjadi setiap tahun seperti selama ini?

Banyak hal menyebabkan permasalahan yang berkait dengan air itu. Salah satu penyebab adalah kekurangan daerah resapan air yang erat berkait dengan konservasi air. Air yang seharusnya masuk ke dalam tanah, justru mengalir ke selokan, lalu ke sungai. Air itu tak terserap ke dalam tanah untuk menjadi cadangan air tanah.

Sebenarnya ada berbagai cara untuk mengatasi krisis cadangan air, antara laindengan membuat lubang resapan biopori. Lubang kecil berkedalaman sekitar 1 m itu mempunyai fungsi ganda. Pertama, sebagai lubang resapan air. Kedua, kedua sebagai tempat untuk mengubah sampah menjadi kompos.
Jika dibandingkan dengan teknologi lain, pembuatan lubang resapan biopori tak memerlukan banyak biaya. Lubang resapan biopori pun sangat tepat di perkotaan yang tak krisis lahan karena dipadati bangunan.

Alat untuk membuat lubang resapan biopori bermacam-macam. Bisa berupa linggis atau alat tradisional lain. Namun saat ini alat yang paling efektif adalah bor biopori yang khusus untuk membuat lubang resapan biopori. Bor bertangaki sepanjang 125 cm itu memiliki mata bor dari baja sehingga tajam.

Untuk membuat lubang resapan biopori, cari lokasi yang tepat. Itulah tempat ke mana air mengalir. Agar gampang melubangi, siramkan air ke tempat pembuatan lubang resapan biopori. Lalu letakkan mata bor tegak lurus dengan permukaan tanah untuk mengawali pengeboran.

Lubangi tanah dengan memutar bor sehingga mata bor masuk ke dalam tanah. Selama pengeboran, siramkan air untuk mempermudah proses. Kemudian, keluarkan tanah yang dibor. Lakukan pengeboran berulang-ulang sehingga mencapai kedalaman sekitar 1 meter.

Ke dalam lubang resapan, masukkan sampah organik. Jika sampah menyusut akibat proses pelapukan, isi ulang dengan sampah organik. Pada musim kemarau, kompos yang terbentuk dapat diambil bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan biopori.
Penyempitan Lahan Sekeliling lubang resapan hendaknya diperkuat dengan semen. Langkah itu untuk mencegah longsor atau agar tak ada orang yang terperosok ke dalam lubang.

Sebenarnya kita tak perlu mengkhawatirkan krisis cadangan air karena curah hujan di negeri ini cukup tinggi. Namun penyempitan lahan terus-menerus akibat konversi atau alih fungsi menyebabkan luasan resapan air menyusut. Pembuatan lubang resapan biopori adalah langkah pencegahan krisis cadangan air tanah. Apalagi lubang resapan biopori dapat mencegah banjir atau genangan air di kawasan perkotaan.

Selain itu, pada musim kemarau, sampah organik yang mengalami proses pelapukan dalam lubang resapan dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Itu satu langkah terpadu dengan penanaman pohon atau tanaman yang erat berkait dengan penanggulangan krisis cadangan air tanah. (Gunawan Budi Susanto/dari berbagai sumber-53)


Suara Merdeka
: 17 Mei 2010